Senin, 26 April 2010

membuat blog 1 kolom menjadi 2 kolom

Membuat blog yang tadinya 1 kolom menjadi 2 kolom dan sidebar berada di samping kiri kanan seperti blog saya ini caranya seperti ini:
pertama anda cari kode seperti di bawah ini :


#outer-wrapper {
background:url("http://www.blogblog.com/dots/bg_3dots.gif") no-repeat 250px 50px;
width:850px;
margin:0 auto;
text-align:$startSide;
font:$bodyfont;
}#main-wrapper {
width:400px;
float:$endSide;
padding:50px 0 10px;
font-size:85%;
word-wrap: break-word; /* fix for long text breaking sidebar float in IE */
overflow: hidden; /* fix for long non-text content breaking IE sidebar float */
}#sidebar-wrapper {
width:2px;
float:left;
font-size:85%;
padding-bottom:20px;
word-wrap: break-word; /* fix for long text breaking sidebar float in IE */
overflow: hidden; /* fix for long non-text content breaking IE sidebar float */
}#sidebar {
background:url("http://www1.blogblog.com/dots/bg_dots2.gif") 150px -50px;
padding:5px 5px 5px;
width:200px;
width/* */:/**/180px;
width: /**/180px;
}
#secondsidebar-wrapper {
width:200px;
float:right;
font-size:85%;
padding-bottom:20px;
word-wrap: break-word; /* fix for long text breaking sidebar float in IE */
overflow: hidden; /* fix for long non-text content breaking IE sidebar float */
}
#secondsidebar {
background:url("http://www1.blogblog.com/dots/bg_dots2.gif") 150px -50px;
padding:5px 5px 5px;
width:200px;
width/* */:/**/180px;
width: /**/180px;
}

setelah itu ganti kode berwarna biru tersebut menjadi seperti di bawah ini:

#outer-wrapper {
background:url("http://www.blogblog.com/dots/bg_3dots.gif") no-repeat 250px 50px;
width:975px;
margin:0 auto;
text-align:$startSide;
font:$bodyfont;
}#main-wrapper {
width:450px;
float:$endSide;
padding:50px 0 10px;
font-size:85%;
word-wrap: break-word; /* fix for long text breaking sidebar float in IE */
overflow: hidden; /* fix for long non-text content breaking IE sidebar float */
}#sidebar-wrapper {
width:255px;
float:left;
font-size:85%;
padding-bottom:20px;
word-wrap: break-word; /* fix for long text breaking sidebar float in IE */
overflow: hidden; /* fix for long non-text content breaking IE sidebar float */
}#sidebar {
background:url("http://www1.blogblog.com/dots/bg_dots2.gif") 150px -50px;
padding:5px 5px 5px;
width:255px;
width/* */:/**/180px;
width: /**/180px;
}
#secondsidebar-wrapper {
width:265px;
float:right;
font-size:85%;
padding-bottom:20px;
word-wrap: break-word; /* fix for long text breaking sidebar float in IE */
overflow: hidden; /* fix for long non-text content breaking IE sidebar float */
}
#secondsidebar {
background:url("http://www1.blogblog.com/dots/bg_dots2.gif") 150px -50px;
padding:5px 5px 5px;
width:265px;
width/* */:/**/180px;
width: /**/180px;
}

nah, langkah kedua supaya sidebar berada di sisi kiri dan kanan postingan/blog maka tempatkan kode di bawah ini di atas kode berikut :<div id='main-wrapper'>



<div id='secondsidebar-wrapper'>
<b:section class='sidebar' id='secondsidebar' preferred='yes'>
<<b:section> </div> maka hasilnya akan menjadi seperti ini :



<div id='secondsidebar-wrapper'>
<b:section class='sidebar' id='secondsidebar' preferred='yes'>
<<b:section> </div> <div id='main-wrapper'> <b:section class='main' id='main' showaddelement='no'> <b:widget id='Blog1' locked='true' title='Posting Blog' type='Blog'/> </b:section> </div> <div id='sidebar-wrapper'> <b:section class='sidebar' id='sidebar' preferred='yes'> </b:section> </div> Selamat mencoba,,!
Baca Selengkapnya...

Minggu, 18 April 2010

makalah konsep dan jenis lingkungan pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk sistem sosial, senantiasa bersifat terbuka, artinya pendidikan tersebut selalu menerima masukan (input) dari lingkungan, dan memberikan hasil berupa output pada lingkungan juga. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang ada disekelilingnya. Oleh karena itu untuk memahami pendidikan secara lebih luas, guru dan pendidik pada umumnya ang berperan sebagai ujung tombak dalam melaksanakan proses pembelaaran, perlu memiliki pemahaman yang jelas tentang konsep lingkungan dan lingkungan pendidikan. Pemahaman yang jelas tentang lingkungan pendidikan tersebut akan mendorong para guru untuk berupaya secara optimal memanfaatkan lingkungan tersebut sehingga memiliki kontribusi yang besar terhadap keberhasilan pendidikan.Sadulloh,dkk(2007:171)
Untuk memahami keluarga sebagai lingkungan pendidikan terlebih dahulu perlu didasari dengan pemahaman tentang karakteristik lingkungan keluarga.Karakteristik lingkungan keluarga dapat dipahami dengan mempelajari konsep tentang pengertian dan jenis – jenis keluarga, peranan dan fungsi yang perlu dimainkan oleh masing – masing anggota keluarga terutama peranan dan fungsi yang terkait dengan kegiatan pendidikan yang berlangsung didalamnya.pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah dan wajar, tidak ada aturan yang mengikat, karena itu disebut pendidikan informal.

B. Rumusan masalah
Permasalahan adalah suatu hal atau persoalan yang memerlukan jawaban atau pemecahan dengan pemikiran yang matang dan dapat ditarik suatu kesimpulan (Surakhmad, 1985:39)Permasalahan dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan jenis lingkungan pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan keluarga sebagai lingkungan pendidikan?
3. Apa yang dimaksud dengan keluarga?
4. Apa fungsi dari keluarga?
5. Apa yang dimaksud dengan perubahan fungsi keluarga?
6. Apa peranan anggota keluarga dalam pendidikan anak ?
C. Prosedur Pemecahan masalah
Lingkungan pendidikan adalah lingkungan tempat terjadinya proses belajar.Lingkungan pendidikan terdiri dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Anggota keluarga berperan sangat penting terutama dalam pembentukan kerpribadian anak yang pertama dan utama.
D.Tujuan penulisan
Adapun tujuan makalah ini adalah:
1. Ingin mengetahui pengertian konsep dan jenis lingkungan pendidikan,
2. Ingin mengetahui pengertian keluarga sebagai lingkungan pendidikan.
3. Ingin mengetahui pengertian dari keluarga.
4. Ingin mengetahui fungsi dari keluarga.
5. Ingin mengetahui pengertian perubahan fungsi keluarga.
6. Ingin mengetahui peranan anggota keluarga dalam pendidikan anak.
E. Manfaat penulisan makalah
1. Mendapatkan pengetahuan baru tentang pengertian konsep dan jenis lingkungan pendidikan.
2. Mendapatkan pengetahuan baru tentang pengertian keluarga sebagai lingkungan pendidikan,
3. Mendapatkan pemahaman baru tentang pengertian keluarga.
4. Mendapatkan pemahaman baru tentang fungsi dari keluarga.
5. Mendapatkan pemahaman baru tentang pengertian perubahan fungsi keluarga.
6. Mendapatkan pemahaman baru tentang peranan anggota keluarga dalam pendidikan anak.
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, berisikan a) latar belakang masalah,b) rumusan masalah,c) prosedur Pemecahan masalah,d) tujuan penulisan makalah, e) manfaat penulisan makalah,f) sistematika Pembahasan.
Bab II Pembahasan,berisikan:a) Konsep dan Jenis Lingkungan Pendidikan,b) Keluarga sebagai Lingkungan Pendidikan,(1) Konsep Keluarga,(2) Fungsi Keluarga,(3)Perubahan Fungsi Keluarga,(4)Keluarga sebagai Lingkungan Pendidikan,(5)Peranan Anggota Keluarga dalam Pendidikan Anak.
Bab III, merupakan bab penutup yang berisikan:a) kesimpulan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan jenis lingkungan pendidikan
lingkungan adalah semua makhluk yang yang berada dalam alam (dunia) ini, yang hidup ( biotik) maupun yang tidak hidup (abiotik) yang mempengaruhi perilaku, pertumbuhan dan perkembanagn proses kehidupan manusia, termasuk kegiatan pendidikan. Lingkungan hidup manusia dapat dibedakan menjadi lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam adalah segala sesuatu atau benda diluar manusia yang berada di alam dunia ini, seperti batu, rumah, tumbuh – tumbuhan, hewan, iklim, siang dan malam,dsb. Lngkungan sosial adalah semua manusia atau orang lain yang berinteraksi dengan diri kita baik langsung maupun tidak langsung yang salinh mempengaruhi antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Dalam interaksinya itu manusia mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya manusia pun dipengaruhi lingkungan sekitarnya. Agar terjadi keseimbangan dan keselarasan dalam interaksinya dengan lingkungan manusia perlu melakukan penyesuaian (adaptasi). Oleh karena itu manusia perlu memelihara lingkungan baik yang bersifat fisik maupun sosial, tidak melakukan perusakan lingkungan, agar lingkungan tersebut dapat bermanfaat sebesar – besarnya kesejahteraan manusia. Bertolak dari pandangan pendidikan sebagai sistem tersebut,maka keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh salah satu komponen yang ada didalamnya, tetapi ditentukan oleh seluruh komponen dari sistem pendidikan tersebut yang masing – masing mempunyai andil dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu komponen penting yang turut yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan adalah situasi dan kondisi tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan tersebut. Karena pendidikan merupakan interaksi antar manusia, maka yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan adalah suatu tempat dimana memungkinkan terjadinya suatu interaksi manusia dalam proses pendidikan dan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pasal 1 ayat 3 Undang-undang no 20 tahun 2003, menjelasakan bahwa yang dimaksud system pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional dibangun dan dikembangkan melalui satuan pendidikan. Satuan pendidikan merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (pasal 1 ayat 10)
Pasal dan ayat berikut dibawah merupakan penjelasan dari pasal 1 ayat 10 antara lain pasal 1 ayat 11 berbunyi ” pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”
Pasal 1 ayat 12 berbunyi “ pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar jalur pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang“.
Pasal 1 ayat 13 berbunyi “ pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan ”
Dilihat dari tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan Nampak bahwa ketiga jalur pendidikan tersebut menggambarkan adaya tiga jenis lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan, yaitu pendidikan informal yang biasanya berlangsung pada lingkungan keluarga. Lingkungan pendidikan formal yang biasanya berlangsung dalam dunia persekolahan, dan lingkungan pendidikan non formal yang umumnya berlangsung di masyarakat diluar system persekolahan. Dalam system pendidikan nasional ketiga jenis lingkungan pendidikan tersebut bermuara pada sebuah tujuan nasional yakni “ dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur serta memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan aspek jasmaninya maupun rohaniah berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 “
Ki hajar dewantara mengungkapkan jenis lingkungan pendidikan yang disebut tri pusat pendidikan yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pemuda. Berdasarkan tri pusat pendidikan itulah muncul konsep lingkungan pendidikan. Pedidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah dan wajar, tidak ada aturan yang mengikat karena itu di sebut lingkungan pendidikan informal. Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan yang dirancang sedemikian rupa secara terencana, dilaksanakan dengan berbagai aturan yang ketat, berjenjang, seleksi peserta didiknya ketat,seleksi pendidik (guru) juga ketat, da kegiatannya berlangsung secara berkeseinambungan, sehingga disebut lingkungan pendidikan formal.pendidikan yang berlangsung di masyarakat diprogramkam dalam aturan –aturan yang fleksibel dan lebih longgar dibandingkan dengan pendidikan sekolah, tidak selalu disyaratkan berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut lingkungan pendidikan nonformal. Dalam Undang –undang no 20 tahun 2003 bahwa ketiga jalur pendidikan tersebut berfungsi sebagai wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan pendidikan.
B. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan
1. Konsep Keluarga
Secara Etimologis, kata keluarga berasal dari dua kata yaitu kawula dan warga. Kawula berarti hamba dan warga berarti anggota, jadi pengertian keluarga adalah suatu kesatuan (unit) dimana anggota – anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan unit tersebut.
Horton dan Hunt yang dikutip oleh Tisna Amidaja (Sadulloh,2007:173) mendefinisikan keluarga adalah “ suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama, suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan, pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak, dan satu orang anak dengan beberapa anak”. F.J Brown dalam M.I Soelaeman (Sadulloh,2007:174) pengertian keluarga ditinjau dari sudut pandang sosiologis.” Dalam arti sempit keluarga merupakan orangtua dan anak –anaknya. Dalam arti luas keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan.” Menurut Undang – undang no 10 tahun 1992, yaitu “keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.”
Ditinjau dari sudut pandang pedagogis, keluarga adalah suatu persekutuan hidup yang dijalani rasa kasih saying diantara dua jenis manusia, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri, terkandung juga kedudukan dan fungsi sebagai orang tua.jai dapat disimpulkan bahwa suatu keluarga dapat dikatakan keluarga lengkap apabila keluarga tersebut terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
M.I Soelaeman (Sadulloh,2007:174) mengemukkan pendapat Mc.Iver tentang ciri-ciri keluarga yaitu:1) hubungan berpasangan kedua jenis (pria dan wanita),2) perkawinan atau bentuk ikatan lain yang mengokohkan hubungan tersebut,3) pengakuan akan keturunan,4) kehidupan ekonomis yang diselenggarakan dan dinikmati bersama,5)kehidupan rumah tangga.Ditinjau dari sudut pandang pedagogis,M.I Soelaeman (1994:12) “ciri hakiki suatu keluarga adalah suatu persekutuan hidup yang dijalani kasih sayang antara pasangan dua jenis mansia yang dikukuhkan dengan pernikahan yang sah,bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam menyempurnakan diri tersebut terkandung pengungkapan peran dan fungsi orang tua.”Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam kehidupannya.
Melalui interaksi dalam keluarga, anak tidak hanya mengidentifikasikan diri dengan kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya. Dalam kaitannya dengan pendidikan,keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang diselenggarakan di non formal. Pendidikan yang diselenggarakan dalam keluarga dapat digolongkan kedalam jenis pendidikan yang bersidat informal. Hal ini bukan berarti bahwa kedudukan keluarga sebagai lembaga pendidikan kurang penting, bahkan sebaliknya keluarga dianggap sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Disebut sebagai lingkungan pendidikan pertama,karena pada umumnya setiap anak dilahirkan dan kemudian dibesarkan pada awal pertama dalam lingkungan keluarga. Kemudian disebut sebagai lingkungan pendidikan yang utama bagi anak,karena keberhasilan pendidikan anak dalam keluarga ketika anak berada dalam usia diniyang dikenal juga sebagai usia emas (golden age),akan sangat berpengaruh pada keberhasilan pendidikan pada periode perkembangan anak berikutnya.
Dalam Undang- undang sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 bab I pasal I ayat 13, yang menyebutkan bahwa :”pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan”. Peraturan pemerintah no 73 tahun 1991 :”Pendidikan non formal yang sangat mendasar sifatnya adalah pendidikan keluarga. Meskipun pendidikan keluarga sangat penting bahkan meletakkan dasar – dasar kesiapan hidup sebagai anggota masyarakat pengaturannya merupakan wewenang keluarga bersangkutan.”

2. Fungsi Keluarga
Keluarga berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat hidup sesuai dengan tuntutan nilai – nilai religius,pribadi, dan lingkungan. M.I Soelaeman (Sadulloh,2007:175) mengemukakan beberapa fungsi keluarga sebagai berikut.
a) Fungsi Edukasi
Fungsi ini mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak – anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, mau dan mandiri,sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi. Dalam arti mereka menjadi manusia yang matang dan dapat bertanggung jawab juga dapat dipertanggungjawabkan oleh masyarakatnya.
b) Fungsi sosialisasi anak
Dalam fungsi ini menunjukkan bahwa keluarga memiliki tugas untuk mengentarkan dan membimbing anak agar anak dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat) yang lebih luas, sehingga kehadirannya akan diterima bahkan mungkin bahkan dinantikan oleh masyarakat luas, karena banyak memiliki manfaat bagi orang lain yang ada di lingkungan masyarakatnya. Keluarga memiliki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial, meliputi penerangan, penyaringan nilai – nilai dan penafsirannya kedalam bahasa yag dimengerti anak. Keluarga merupakan lembaga sosial dimana si anak mengadakan proses sosialisasi (belajar sosial atau mempelajari nilai – nilai sosial) yang pertama dalam kehidupannya.
c) Fungsi proteksi
Fungsi ini mengarahkan dan mendorong keluarga agar berfungsi sebagai wahana atau tempat memperoleh rasa aman, nyaman, damai,dan tentram bagi seluruh anggota keluarga sehingga terpenuhi kebahagiaan batin, juga secara fisik keluarga harus melindungi anggota keluarganya supaya tidak kelaparan, kehausan, kedinginan, kepanasan, kesakitan, dll.Perlindungan mental dimaksudkan supaya itu orang itu tidak kecewa (frustasi) karena memiliki konflik yang mendalam dan berkelanjutan, yang disebabkan kurang pandai mengatasi masalah hidupnya.perlindungan moral perlu dilakukan supaya anggota keluarga itu menghindarkan diri dari perbuatan jahat dan buruk.Sadulloh,dkk (2007:176).
d) Fungsi afeksi(perasaan)
Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Selain itu keluarga harus dapat menjalankan tugasnya menjadi lembaga interaksi dalam ikatan batin yang kuat antar anggotanya,sesuai dengan status peranan sosial masing – masing dalam kehidupan keluarga itu. Ikatan batin yang dalam dan kuat ini harus dapat dirasakan oleh setiap anggota keluarga sebagai bentuk kasih sayang. Kasih saying dan kehangatan yang diberikakn orangtua kalau terlalu berlebihan dapat memanjakan anak, sedangkan kalau terlalu kurang akan gersang atau kekeringan.Sadulloh,dkk (2007:177).

e) Fungsi Religius
Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana pembangunan insan – insan yang beriman dan bertaqwa keoada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral,berakhlak dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya. Disini orang tua berrperan sebagai penyampai, penyeleksi dan penafsir norma-norma dalam kehidupan sehari –hari.Sadulloh,dkk (2007:177).
f) Fungsi ekonomi
Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi,fisik dan maateriil yang sekaligus mendidik keluarga hidup efisien,ekonomis dan rasional.fungsi ekonomi meliputi pencariaan nafkah,perencanaan,serta penggunaan atau pembelajarannya.Sadulloh,dkk (2997:177)
Pelaksanan fungsi ekonomi oleh seluruh anggota keluarga mempunyai kemungkinan menambah saling pengertian,solidaritas dan tanggung jawab bersama dalam keluarga, serta dengan segala akibatnya.


g) Fungsi rekreasi
Sadulloh,dkk (2007:178) mengemukakan bahwa dalam menjalankan fungsi ini,keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan,cerah,ceria,hangat dan penuh semangat. Melaksanakan fungsi rekreasi oleh seluruh anggota keluarga sangat penting karena:
1) Terjaminnya keseimbangan kepribadiaan anggota keluarga, dapat menghidari atau setidaknya akan dapat mengurangi ketegangan yang mudah timbul dalam keadaan lelah.
2) Rasa aman dan santai yang ditimbulkan rekreasi mempermudah munculnya kesenanga lahir batin,muncul saling mengerti,memperkokoh kerukunan dan solidaritas serta saling memperhatikan kepentingan masing-masing.
3) Rasa nyaman dan betah dalam keluarga menimbulkan rasa sayang dan rasa memiliki kepada keluarga, serta keinginan untuk memeliharanya secara bersama-sama.kerjasama dan tanggung jawab.
4) Menghormati serta memperhatikan kepentingan masing-masing anggota keluarga,diseratai dengan identifikasi terhadap norma yang berlaku dalam keluarga.
h) Fungsi biologis
Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana untuk menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya. Keluarga disini menjadi tempat untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti kebutuhan akan keterlindungan fisik seperti kesehatan,sandang,pangan dan papan dengan syarat-syarat tertentu sehingga keluarga memungkinkan seluruh anggotanya dapat hidup didalammya,sekurang-kurangnya dapat mempertahankan hidup.Sadulloh,dkk (2007:178).

3. Perubahan fungsi keluarga
Pada masyarakat tradisional orangtua memiliki tanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak mereka. Pada masyarakat tradisional orangtua mengajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup,orangtua pula yang melatih dan memberi petunjuk anak-anaknya sampai anak mencapai dewasa. Dalam keluarga tradisional orngtua memegang otoritas penuh atas anak-anak mereka. Sadulloh,dkk (2007:180).
Dengan berubahnya kehidupan masyarakat dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern,maka pola kehidupan keluarga pada masyarakat modernpun mengalami perubahan. Pada masyarakat modern anggota keluarga cenderung lebih kecil,memiliki stuktur yang kurang stabil,lebih demokratis dalam mengambil keputusan,amat tergantung kepada jasa pelayanan orang lain,dan kehidupan yang terdiferensiasi serta terspesialisasi yang makin jelas dan tajam. Dalam masyarakat modern orangtua harus membagi otoritas dengan oranglain,terutama guru dan dengan anak mereka sendiri yang memperoleh pengetahuan baru dari luar keluarga. Hubungan orangtua pun berubah dari hubungan orangtua dengan anak yang bersifat otoritatif menjadi hubungan yang bersifat kolegial.Sadulloh,dkk (2007:180)
Dengan gambaran seperti diatas ,maka pendidikan yang mulanya tanggung jawab keluarga sepenuhnya,sekarang diambil alih oleh sekolah dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Tugas ibu dalam membimbing dan membimbing anaknya diambil alih “babby sitter”,”kelompok bermain dan taman kanak-kanak’. Demikian pula dalam memberi bekal pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan untuk kerja dan hidup pada anak tidak dilakukan lagi oleh ayah,tetapi oleh lembaga pendidikan formal yaitu sekolah.Sadulloh,dkk (2007:181).
4. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan
Dalam hubungannya dengan pendidikan,lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama,berlangsung secara wajar dan inforamal, orangtua sebagai pendidik betul-betul merupakan peletak dasar kepribadiaan anak. Dasar kepribadiaan tersebut akan bermanfaat atau berperan terhadap pengaruh atau pengalaman selanjutnya,yang datang kemudian.jadi,tugas orang tua dalam mendidik anak-anaknya terlepas dari kedudukan,keahlian atau pengalaman dalam bidang pendidikan yang resmi.Sadulloh,dkk (2007:181).
Melalui pendidikan dalam keluarga, anak bukan saja diharapkan agar menjadi suatu pribadi yang mantap,yang secara mandiri dapat melaksanakan tugas hidupnya dengan baik,melainkan ia diharapkan dapat menjadi anggota masyarakat yang baik. Suatu pribadi hanya akan menatap bila ia membuktika dirinya tangguh dalam melaksanakan hidupnya dalam masyarakat,sedangkan pelaksanaan hidup dalamm masyarakat secara baik hanya akan dapat dilaksanakan oleh suatu pribadi yang mantap.Sadulloh,dkk (2007:182).
5. Peranan anggota keluarga dalam pendidikan anak
a) Peranan ibu
Ibu dalam keluarga merupakan orang yang pertama kali berinteraksi dengan anaknya,dari ibunya anak mengenal keamanan lahir batin. Ibu mengenalkan kepada anak dunia yang sangat membahagiakan,yaitu dunia kasih saying,dunia aman serta damai. Dari seorang ibu diharapkan ia menghadapi anaknya dengan penuh kash saying,sehingga dikatakan bahwa” ibu berperan sebagai lambang kasih sayang”.Sadulloh,dkk (2007:183).
Menurut Ngalim Purwanto (sadulloh,2007:183) sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya:1) sumber dan pember kasih sayang,2) pengasuh dan pemelihara,3) tempat mencurahkan isi hati,4) pengatur dalam kehidupan berumah tangga,5) pembimbing hubungan pribadi,6) pendidik dalam segi-segi emosional
b) Peranan ayah
Ayah sering tampil sebagai tampuk pimpinan dalam keluarga, sehingga sehubungan dengan anak dikatakan”ayah sebagai lambang wibawa”. Tindakan ayah dan ibu diharapkan saling mengimabangi dan keduanya tampil sebagai penjelas nilai-nilai yang dianut keluarga yang bersangkutan (Waini Rasyidin dan M.I Soelaeman dalam Depdikbud,1985)
Menurut Ngalim Purwanto (sadulloh,2007:184) peranan ayah:1) sumber kekuasaan dalam keluarga,2) penghubung intern antara keluarga dengan masyarakat atau dunia luar,3) pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga,4) pelindung terhadap ancaman dari luar,5)hakim atau yang mengadili ika terjadi perselisihan dan 6) pendidik dalam segi-segi rasional.
c) Peranan nenek
Selain oleh ibu dan ayahnya,banyak pula anak-anak yang menerima pendidikan dari neneknya. Umumnya nenek itu merupakan sumber kasih sayang yang mencurahkan kasih sayang yang berlebihan terhadap cucunya,tetapi biasanya mereka tidak menghaapkann sesuatu dari cucunya itu. Tidak jarang dalam satu keluarga yang tinggal bersama neneknya mengalami suatu perselisihan antara orangtua dengan neneknya tersebut dalam hal menentukan dalam cara mendidik anak/ cucunya tersebut. Memang ada kecenderungan bahwa pihak nenek merasa terpanggil untuk ikut campur dalam merawat dan membesarkan cucunya sesuai dengan pola dan pengalamannya,serta tingkat keikut campurannya itu bermacam-macam dari yang sekedarnya sampai dengan sebagai penentu segala-galanya yang berhubungan dengan cucunya.
d) Peranan anggota keluarga yang lain
Dalam kehidupan keluarga yang besar (extended family) biasanya bukan orangtuanya saja yang berperan dalam memberikan pendidikan terhadap anaknya,tetapi anggota keluarga yang lain pun turut berperan. Misalnnya seorang bibi yang diberi tugas untuk mendidik keponakannya dikala orangtua anak tersebut sedang sibuk bekerja. Oleh karena itu masing- masing anggota keluarga hendaknya berupaya melaksanakan peranannya dalam mempersiapkan anak agar menjadi manusia yang berguna baikbagi pribadinya,keluarganya,masyarakat dan bahkan bagi bangsa dan umat manusia serta sebagi makhluk Tuhan Yanga Maha Esa.

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk sistem sosial, senantiasa bersifat terbuka, artinya pendidikan tersebut selalu menerima masukan (input) dari lingkungan, dan memberikan hasil berupa output pada lingkungan juga.
2. lingkungan adalah semua makhluk yang yang berada dalam alam (dunia) ini, yang hidup ( biotik) maupun yang tidak hidup (abiotik) yang mempengaruhi perilaku, pertumbuhan dan perkembanagn proses kehidupan manusia, termasuk kegiatan pendidikan.
3. lingkungan pendidikan adalah suatu tempat dimana memungkinkan terjadinya suatu interaksi manusia dalam proses pendidikan dan untuk mencapai tujuan pendidikan.
4. keluarga adalah “ suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama, suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan, pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak, dan satu orang anak dengan beberapa anak”. lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama,berlangsung secara wajar dan informal,
ibu berperan sebagai lambang kasih sayang, ayah sebagai lambang wibawa.

DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh,uyoh.2009.pedagogika.Bandung:Upi Press
……………..,2003.pengantar filsafat pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suwardi,edi.1984.pedagogik 1.Bandung :Angkasa
…………….1984.pedagogik 2. Bandung : Angkasa
……………..1984.pedagogik 3. Bandung : Angkasa
Pribadi,sikun,(ed).2009.landasan pendidikan.Fakultas ilmu pendidikan.IKIP Bandung

Baca Selengkapnya...