Rabu, 26 Mei 2010

INTERAKSI PEDAGOGIS ANTARA PENDIDIK DENGAN PESERTA DIDIK DAN KONSEP SERTA PENGERTIAN ALAT PENDIDIKAN

BAB II
INTERAKSI PEDAGOGIS ANTARA PENDIDIK DENGAN PESERTA DIDIK DAN KONSEP SERTA PENGERTIAN ALAT PENDIDIKAN

A. Pengertian interaksi
Sadulloh,dkk (2009:140) mengungkapkan bahwa interaksi terdiri dari dua kata yaitu inter dan aksi. Aksi adalah kegiatan sedangkan inter adalah antar. Jadi interaksi adalah timbal balik yang saling memberikan rangsangan pada kegiatan. Interaksi pendidik dan peserta didik merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam interaksi belajar mengajar.
Sadulloh, dkk(2010:143) mengungkapkan bahwa interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan. Interaksi pedagogis pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara anak didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Jadi interaksi pedagogis merupakan pergaulan pendidikan, yang mengarah pada tujuan pendidikan.
Jadi, yang dimaksud interaksi adalah suatu hubungan dalam suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik dan pendidik untuk mencapai pendewasaan anak dan tercapai tujuan pendidikan.
1. Dimensi Interaksi Sosial
Sadulloh, dkk(2009) mengungkapkan bahwa dimensi merupakan segi dari interaksi sosial yang merupakan suatu hubungan pergaulan antara manusia. Kalau diartikan interaksi sosial disekolah berarti interaksi tersebut terjadi antara guru dengan murid, murid dengan murid maupun guru dengan guru.
Disekolah guru dan murid bukan saja ada hubungan pembelajaran akan tetap ada hubungan sosial yang mencakup lingkungan sekolah sehingga ada hubungan komunikasi pribadi.
Adapun unsur-unsur dimensi interaksi sosial sebagai berikut : a) Interaksi sosial dalam situasi belajar mengajar sebagai suatu hubungan dimana pada dasarnya hubungan antara guru dan murid yaitu pekerjaan. Guru pekerjaannya mengajar, membimbing, mengarahkan murid. Dalam hal ini pekerjaan murid yaitu belajar. Sehingga dalam proses ini belajar mengajar Menunjukan suatu hubungan sosial antara guru dan murid, b) untuk mencapai Interaksi sosial yang terjadi di sekolah bertujuan tujuan belajar untuk kepentingan murid. Dalam hal ini kegiatan interaksi belajar mengajar hanya untuk kepentingan murid, c) Interaksi sosial untuk membantu murid mencapai sesuatu kepandaian sehingga mereka memiliki pengetahuan yang didapat pada saat proses belajar.
2. Ciri-ciri interaksi belajar mengajar
Interaksi Belajar mengajar mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakannya, antara lain : a) Interaksi belajar mengajar bertujuan membantu seorang anak dalam perkembangan pengetahuan,keterampilan maupun bakatnya. Ada suatu prosedur yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga dalam interaksi belajar mengajar harus ada urutan suatu kegiatan belajar mengajar yang tersusun dan sebelum proses pembelajaran telah ditentukan untuk mencapai tujuan pendidikan, b) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapanmaterial.material yang dimaksud disini adalah suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.bahan material ialah berupa media-media pembelajaran yang sudah disiapkan sebelum interksi belajar mengajar, c) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan aktifitas murid. Aktifitas murid dalam suatu pembelajaran pastinya ada murid yang aktif ada juga yang pasif. Aktif disini adalah giat, baik itu giat secara lahiriah atau giat dalam batiniah.apabila murid kita pasif, kita harus dapat membuatnya menjadi aktif, karena dengan berinteraksi guru mempunyai peranan aktif, yakni : 1) Menerangkan, disini ialah apabila murid tidak mengerti penjelasan yang guru berikan atau yang ada didalam buku apabila murid kita tidak mengerti juga, kita harus menerangkannya lagi sampai murid kita mengerti, 2) Menyuruh, disini ialah menyuru murid untuk menyimak apa yang guru sampaikan dalam pembelajaran, 3) Bertanya, disini ialah murid harus aktif bertanya dalam pembalajaran, 4) Dalam interksi belajar mengajar guru mengambil peranan membimbing.Guru sebagai pembimbing menjadi suatu penggerak dalam proses belajar mengajar.Interaksi belajar mengajar harus ada disiplin yang mengaturnya sehingga ada aturan yang dapat dipatuhi oleh guru dan muridnya. Interaksi belajar mengajar tidak terbatas waktu dalam hal ini untuk mencapai suatu tujuan intruksional batas waktu tidak menjadi salah satu ciri dalam interksi belajar mengajar.
3. Jenis-jenis Interaksi belajar
Rasyidin (2009:81) mengungkapkan bahwa dalam bersosialisai guru harus mampu memberikan motifasi kepada peserta didik, sebab motifasi memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam belajar bukan hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual,akan tetapi dapat ditentukan juga oleh segi-segi afektif terutama motifasi dalam membangkitkan motifasi belajar para guru harus memperhatikan beberapa hal, yaitu : a) Guru lebih banyak memberikan penghargaan atau pujian, daripada hukuman.sebab siswa lebih termotifasi oleh hal-hal yang menimbulkan rasa senang daripada rasa sakit, b) Terhadap hasil kerja siswa sebaiknya guru memberikan komentar tertulis, dan jangan komentar lisan, c) Pendapat dari teman-teman sekelas lebih memberikan motifasi yang kuat daripada hanya pendapat dari guru, d) Srategi atau metode mengajar yang sesuai dengan minat siswa akan lebih membangkitkan motifasi belajar siswa.
Sadulloh,dkk(2009:142) Menjelaskan ada beberapa jenis Interaksi belajar, antara lain :
a. Jenis dari bahan dan yang menjadi tujuan .
Jenis Interaksi belajar mengenai pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk ketiganya berlaku (prosedur,bahan,metode). Sehingga ada dua ciri :
1) Interaksi belajar dengan bahan pengetahuan bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan itu dengan kemampuan berpikir seseorang. Jenis Interaksi belajar yang mengenai pengetahuan harus diatur sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
2) Interaksi belajar yang bersangkutan dengan keterampilan. Keterampilan terbagi dua jenis yaitu keterampilan jasmaniah dan rohaniah. Keterampilan seseorang dapat di didik dengan cara banyak melatih kemampuan itu.
b. Jenis interaksi belajar dilihat dari jumlah murid.
1) Jenis interaksi ini terbagi tiga :
a) Jenis interakasi individual
Jenis interaksi ini berarti dalam kegiatan belajar hanya ada satu orang, artinya hanya ada satu guru untuk satu murid dalam proses belajar –mengajar.Pada waktu dulu interaksi belajar individual banyak digunakan oleh para pendidik,tetapi pada saat ini interaksi belajar mengajar individual sudah dikatakan tidak dipakai lagi oleh para pendidik. Pada interaksi ini anak banyak mendapatkan kesempatan untuk mengalami berbagai proses belajar, karena guru hanya berhadapan dengan seorang anak, sehingga banyak memberi kesempatan kepada siswa. Interaksi ini walaupun sudah tidak dipakai, namun masih mempunyai beberapa kelebihan, yaitu pendidik hanya mendidik satu murid, sehingga kesempatan banyak diberikan kepada murid, Hubungan guru dan murid lebih intensif, sehingga keduanya dapat lebih mengenal.
b) Jenis interaksi berkelompok
Jenis interaksi ini sekarang banyak dipergunakan oleh para pendidik, karena cara ini lebih mudah dan lebih cepat dalam interaksi belajar. Guru dan peralatan pendidikan dapat dipakai sekelompok murid. Dengan Interaksi berkelompok dapat mengembangkan segi “sosialitas” murid - murid karena adanya interaksi antar murid.
c) Jenis Interaksi dengan perantara modul
Jenis interaksi ini dengan bantuan sebuah modul,merupakan kumpulan berbagai bahan dan tugas pelajaran yang merupakan seperangkat alat pelajaran untuk mencapai tujuan intrusional. Pembelajaran ini terdiri atas bahan, tugas dan evaluasi yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.
4.Syarat-syarat Interaksi belajar – mengajar
Suatu interaksi belajar dapat dilihat sebagai suatu kesatuan. Karena suatu kesatuan didalamnya menghasilkan sesuatu keluaran tertentu dan menerima masukan tertentu.
Sadulloh,dkk(2009:144) Mengungkapkan bahwa syarat - syarat Interaksi belajar banyak ragamnya seperti prosedur pengembangan sistem, intruksional yang lebih dijabarkan pada suatu satuan pelajaran, rencana pengajaran, sampai silabus. PPSI mensyaratkan lima hal yang perlu ada dalam satuan itu dengan tujuan agar keluar satu jenis keluaran yang kita kehendaki yakni sebagai berikut : a) Interaksi belajar-mengajar harus bertujuan, yaitu bahwa guru dalam interaksi belajar-mengajar harus menentukan sejumlah tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan intruksional inilah yang mengikat semua proses selanjutnya serta bagian-bagian dari interaksi itu, b) Bahan pelajaran yang akan menjadi pokok masalah antara guru dan murid, bahan harus merupakan kelanjutan dari tujuan serta harus menurut pada tujuan. Pada waktu seorang guru menentukan tujuan maka sudah tergambar pula bahan yang akan diberikan. Yang jelas memang antara tujuan dan bahan harus terintegrasi, c) Prosedur (urutan kegiatannya), kegiatan ini berhubungan erat dengan tujuan dan bahan yang telah ditentukan. Karena bahan diatur berurutan dari yang mudah kepada yang sukar dari yang sederhana kepada yang rumit. Dalam syarat ini juga terkandung arti bahwa hidup dan tidaknya interaksi menyenangkannya atau tidak interaksi bertumpu pada penentuan urutan kegiatan ini, d) Metode serta jenis peralatan pendidikan yang akan digunakan, metode ini harus cocok dengan bahan dan urutannya dan juga menggunakan alat pelajaran yang tepat pula, jika tidak maka interaksi akan terhambat, e) Suatu interaksi yakni suatu kegiatan atau pelajaran, maka harus diakhiri dengan suatu pertanyaan atau kata lain kegiatan evaluasi. Dalam kurikulum 1975 evaluasi berkisar pada prose situ sendiri dan evaluasi pasa kegiatan atau pencapaian murid.
sadulloh,dkk (2010:145) Menjelaskan bahwa interaksi pendagogis akan berlangsung apabila terdapat beberapa hal:
1) Rasa Tenang pada Anak Didik
2) Hadirnya Kewibawaan
3) Kesediaan Pendidk Membantu Anak Didik
4) Perhatian Minat Anak
B. Pengertian alat pendidikan
Sadulloh,dkk (2009) Mengungkapkan bahwa alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses pendidikan, baik berbentuk material maupun non-material. Alat Pendidikan non-material adalah suatu tindakan/perbuatan yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Seperti : pembiaaan, menyuruh, larangan, menganjurkan, mengajak, memuji, menegur, menghukum dan berbagai bentuk perbuatan / tindakan lainnya. Sedangkan alat Pendidikan Material adalah berbagai perlengkapan yang digunakan untuk keperluan pelaksanaan proses pendidikan biasanya berbentuk benda seperti sarana dan prasarana.
Prasarana yang dimaksud meliputi lahan dan bangunan, dan sarana pendidikan meliputi alat bantu pelajaran misalnya benda, zat atau perkakas di laboratorium, alat atau perkakas di bengkel kerja, alat peraga, ataupun buku dan semacamnya. Peran alat pendidikan akan berkaitan dengan kecakapan pendidik dalam memilih dan menggunakannya dalam proses pendidik.
1. Alat Pendidikan Non Material
Alat pendidikan non material berbentuk perbuatan atau tindakan yang digunakan pendidik dalam proses pendidikan. Sadulloh,dkk( 2009) mengungkapkan bahwa terdapat tujuh masalah yang perlu dipahami pendidik dikelas, yaitu : a) kelas kurang kohesif, b) kelas mereaksi negative terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek teman sekelasnya karena menggambarnya jelek, c) Menyimpangan dan norma-norma tingkah laku yang disepakati, misalnya berisik diruang baca perpustakaan, d) Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, e) kelompok cenderung mudah teralihkan perhatiannya pada tugas yang sedang digarap, f) Semangat kerja rendah, misalnya semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil, g) kelas kurang menyesuaikan diri dengan keadaan baru.
Dari berbagai macam masalah yang disebutkan diatas tentu memerlukan penanganan yang berbeda, karena apabila penangannya keliru maka tindakan koretifnya akan keliru pula. Berikut ini akan diberikan beberapa contoh bagaimana seorang pendidik menganalisis dan memilih alat pendidikan yang berbentuk perbuatan atau tindakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Masalah pertama, dalam mengatasi kelas yang kurang kohesif serta kelas yang kurang sesuai dengan keadaan baru. Pemecahan masalah yaitu anak didik diarahkan untuk dapat menerima adanya perbedaan kebiasaan jenis kelamin, suku, tingkah laku social-ekonomi, jadwal baru, guru baru dan sebagainnya.
Masalah kedua, untuk mengatasi kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya serta penyimpangan dan norma-norma tingkah laku yang telah disepakati. Pemecahan masalahnya yakni perbutan atau tindakan larangan atau bahkan hukuman.
Masalah keempat, untuk mengatasi membesarkan hati anggota kelas yang melanggar norma kelompok. Pemecahan masalahnya yakni perbuatan atau tindakan melarang dan menjelaskan tentang bagaimana menempatkan perbuatan memuji yang benar.
Masalah kelima, untuk mengatasi permasalahan kelompok yang mudah teralihkan terhadap tugas yang sedang digarap. Pemecahan masalahnya melalui perbuatan atau tindakan mengajak dan memberi contoh pada kelompok agar lebih fokus dan konsentrasi terhadap pelajaran yang sedang dipelajari.
Dan masalah keenam, untuk mengatasi permasalahan semangat kerja rendah. Pemecahan masalahnya yakni melalui perbuatan atau tindakan menganjurkan dan memberi contoh agar semangat kerja berubah lebih baik.
a. Tujuan dan Fungsi Sumber Belajar
Penggunaan sumber belajar bertujuan untuk:
1) menambah wawasan pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru
2) mencegah verbalistis bagi siswa,
3) mengajak siswa ke dunia nyata,
4) mengembangkan proses belajar-mengajar yang menarik, dan
5) mengembangkan berpikir divergent pada siswa
Pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu akan menambah wawasan pengetahuan siswa. Melalui sumber belajar, pemahaman siswa mengenai suatu materi pelajaran akan bertambah. Hal tersebut sekaligus akan mencegah verbalistis bagi siswa. Dengan pemanfaatan sumber belajar maka siswa tidak hanya mengetahui materi pelajaran dalam bentuk kata-kata saja, namun secara komprehensif akan mengetahui substansi dari materi yang dipelajari. Sumber belajar bertujuan mengajak siswa ke dunia nyata. Dalam pengertian, siswa tidak hanya berada dalam bayangan-bayangan suatu materi akan tetapi melalui sumber belajar, siswa langsung dihadapkan ke dunia nyata, yaitu suatu situasi yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran. Pemanfaatan sumber belajar juga bertujuan mengembangkan proses belajar-mengajar yang menarik. Dalam pengertian, melalui pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu proses belajar-mengajar lebih aktif dan interaktif. Hal menarik yang dapat dijumpai ketika guru memanfaatkan sumber belajar adalah adanya interaksi banyak arah, yakni antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan guru.
Berpikir divergent merupakan suatu aktivitas berpikir di mana siswa mampu memberikan alternatif jawaban dari suatu permasahalan yang dibahas. Melalui pemanfaatan sumber belajar diharapkan siswa mampu berpikir divergent.
Adapun fungsi sumber belajar sebagai:
1) sarana mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan,
2) mengeratkan hubungan antara siswa dengan lingkungan,
3) mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa,
4) membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna
2. Alat Pendidikan Material
Koswara (2007:157) Mengungkapkan bahwa alat pendidikan material terdiri atas sarana dan prasarana. Salah satu aspek yang seyogyanya mendapat perhatian utama oleh setiap pengelola pendidikan adalah mengenai sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan umumnya mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan seperti : Gedung, ruangan belajar, alat-alat pendidikan, dan sebagainya.sedangkan yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti: Halaman, kebun/taman sekolah, dalam menuju kesekolah.
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dalam istilah asing terkenal denganistilah “school plant administration”, yang mencakup lahan, bangunan, dan perlengkapan pendidikan pengelolaan sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari memperencanakan kebutuhan,pengadaan, invetarisasi, penyimpanan, pemeliharaan dan penggunaan.
Sadulloh,dkk (2009:155) Menjelaskan prasarana sebagai alat pendidikan yang berkaitan dengan lingkungan fisik tempat belajar meskipun tidak berpengaruh langsung tetapi mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran.lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung menungkatnya intesitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapain tujuan pembelajaran.
Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
a. Ruangan kelas
Kelas tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak bebas, sehingga tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktifitas belajar.
b. Pengaturan Tempat duduk
Pengaturan tempat duduk, yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol timgkah laku siswa.Pengaturan
tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar .
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi dan penerangan adalah arset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman, dikarenakan ventilasi dan peneranagn harus terjamin dan dapat membantu proses pengajaran sehingga menjamin kesehatan siswa.
d. Pengaturan dan penyimpanan barang-barang
Barang-barang yang bersangkutan dengan pendidikan hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalo segala diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar
3. Pemeliharaan Sarana Dan Pasarana Pendidikan
Koswara(2009:163)mengungkapkan bahwa pemeliharaan adalah suatu kegiatan dengan pengadaan biaya yang termasuk dalam keseluruhan anggaran persekolahan dan diperuntukan bagi kelangsungan“Building” dan “Equipment” serta “Furniture”, termasuk penyediaan biaya bagi kepentingan perbaikan dan pemugaran, serta penggantian. Perlunya pemeliharaan yuang baik terhadap bangunan, perabot dan perlengkapan sekolah dikarenakan kerusakan sebenarnya telah dimulai semenjak hari pertama gedung, perabot dan perlengkapan itu diterima dari pihak pemborong, penjual atau pembeli sarana, kemudian disusul oleh proses kepunahan, meskipun pemeliharaan yang baik telah dilakukan terhadap sarana tersebut selama dipergunakan. Ada lima faktor yang mengakibatkan kerusakan pada bangunan dan perlengkapan sekolah, yaitu : a) Kerusakan dikarenakan pemakaian dan pengerusakan, baik disengaja maupun yang tidak oleh pemakai, b) Kerusakan dikarenakan pengaruh udara, cuaca, musim maupun keadaan lingkungan, c) Keusangan disebabkan modernisasi dibidang pendidikan serta perkembangannya, d) Kerusakan karena kecelakaan atau bencana disebabkan kecerobohan dalam perencanaan, pemeliharaan-pelaksanaan maupun penggunaan yang salah, e) Kerusakan karena timbulnya bencana alam, seperti : banjir,gempa dan lain sebagainya.
Cara memperlambat kerusakan perlengkapan alat pendidikan diantaranya adalah :
a) Tanamkan kepada siswa, pendidik, pegawai juga orang-oranglain yang berkepentingan agar memilki kesenangan serta menghargai semua benda yang dipakainya untuk kepentingan pendidikan, walaupun sebenarnya bukan milik pribadi. Menyadarkan kepada mereka bahwa benda-benda itu sebagai milik yang harus disayangi dan dipelihara sebaik-baiknya.
b) Lakukan perbaikan seperlunya terhadap kekayaan segera setelah dirasakan adanya keharusan untuk memperbaiki. Menunggu apalagi membiarkan, berarti memancing terjadinya bahaya atau kerusakan yang lebih parah lagi.
c) Teladan yang baik yang dapat ditiru oleh siswa dan guru didalam menghindari dan mencegah kerusakan dapat berupa :
1) Menempatkan kekayaan sekolah dalam suatu keadaan yang “Respectable”.
2) Mengajak dan membimbing anak didik untuk memperbaiki kerusakan kecil yang dapat dilakukan oleh murid sendiri secar kerjasama, di bawah bimbingan guru.
3) Jangan membiarkan kerusakan kecil yang justru dapat mengundang minat pihak lain untuk membuat kerusakan yang lebih besar.
4) Melakukan perbaikan seawal mungkin dengan tidak mengundu-ngundur waktu lebih lama lagi dengan akibat kerusakan makin hebat sehingga kemungkinan sekolah harus diliburkan atau ditutup, disebabkan perbaikan kerusakan berat harus dilakukan.

BAB III
PENUTUP


Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
1. Interaksi adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. Atau Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.
2. Adapun jenis – jenis interaksi belajar yaitu : a) jenis dari bahan dan yang menjadi tujuan, b) jenis interaksi belajar dilihat dari jumlah murid.
3. Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses pendididkan, baik berbentuk material dan non material. Alat pendidikan non material adalah suatu tindakan dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Sedangkan alat pendidikan material adalah berbagai perlengkapan yang digunakan untuk keperluan pelaksanaan proses pendidikan.
4. Adapun bagian- bagian alat pendidikan : a) Sarana pendidikan meliputi (alat bantu pelajaran misalnya benda,zat atau perkakas dilaboratorium, alat atau perkakasdi bengkel keja ), b) Prasarana meliputi ( lahan dan bangunan).


1 komentar:

  1. bagaimana interaksi yang terjadi pada peserta didik yang andragogi?

    BalasHapus